Nama yang pertama saya sebut di judul adalah raja yang berkuasa di tempat asal Nabi Ibrahim as.
Nama yang kedua adalah gerakan yang katanya sangat berpengaruh di dunia saat ini dan sering dikaitkan dengan konspirasi Yahudi, Israel, Illuminati, sihir Kabbalah dan seterusnya.
Nama pertama adalah musuh Bapak Tauhid Ibrahim.
Nama kedua adalah musuh Agama Tauhid Islam.
Ternyata, sebagaimana Islam terkait erat dengan Ibrahim, Freemasonry juga terkait erat dengan Namrudz.
Dalam Encyclopedia of Freemasonry disebutkan bahwa Nimrod (yaitu istilah barat untuk Namrudz) sebagai salah satu pendiri Masonry.
Selain itu, dalam York MS., No. 1 (yaitu manuskrip York No.1) disebutkan: "At ye making of ye toure of Babell there was a Masonrie first much esteemed of, and the King of Babilon yt called Nimrod was a Mason himself and loved well Masons."
Dari teks yang berbahasa aneh itu dapat kita perkirakan maksudnya kurang lebih bahwa Raja Babilon yang membangun Menara Babel yaitu yang disebut dengan Namrudz adalah seorang Mason yang sangat dihormati.
Ternyata, sebagaimana Ibrahim adalah bapak-nya Islam, maka Namrudz adalah bapaknya Freemasonry.
Alloh telah menceritakan kisah Ibrahim dan Ya'kub kepada kita dalam Al Qur'an (2: 132-133) yang artinya:
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".
Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya."
Maka sebagaimana petuah bapak kita Ibrahim dan Ya'kub: Janganlah kita menyembah selain Alloh.
Jangan seperti Namrudz yang menuhankan berhala-berhala dan bahkan menuhankan dirinya sendiri.
Jangan seperti Freemason yang menuhankan lucifer dan bahkan menuhankan humanisme.
Sabtu, 08 Oktober 2011
Dari Ibrahim Sampai Lambang Bulan Bintang
Ayat Surat Al An'aam yang menceritakan mengenai Ibrahim menyebutkan mengenai 3 obyek yang sempat dianggap sebagai tuhan oleh Ibrahim: bintang, bulan dan matahari. Maksud pasti dari penyebutan tiga oknum tersebut hanya Alloh yang tahu.
Kalau kita lihat pada sejarah Nabi-Nabi. Ibrahim atau Abraham berasal dari wilayah Mesopotamia yang sekarang masuk wilayah Irak. Ibrahim dalam Al Qur'an digambarkan berkonflik dengan Namrudz atau Nimrod menurut orang barat. Nimrod sendiri merupakan salah satu raja dari Babilonia.
Kepercayaan Babilonia saat itu termasuk dalam kategori kepercayaan kuno semitik yang menyembah banyak dewa antara lain yang utama adalah:
Jadi, bisa disimpulkan bahwa masyarakat waktu itu memang menyembah bulan, matahari dan "bintang" selain tentunya patung-patung yang mereka beri atribut dewa-dewa tertentu.
Peradaban pada masa itu penuh dengan peperangan, ekspansi, penguasaan dan perang urat syaraf politik. Kondisi saling mempengaruhi ini terlihat pengaruhnya dari mulai jazirah India, Persia, Mesopotamia, Syria, Anatolia, Mesir bahkan sampai Yunani. Tidak heran jika kemudian kebudayaan daerah-daerah tersebut pun saling berkelindan.
Termasuk dalam hal kepercayaan. Tidak heran bahwa di Mesir pun matahari, bulan dan bintang dikenal sebagai dewa pula. Bahkan Ra yaitu Dewa Matahari dianggap sebagai dewa tertinggi. Tidak jelas siapa yang memulai pemujaan Matahari, apakah orang Mesopotamia atau Mesir. Yang jelas semuanya sesat.
Sistem kepercayaan ini mempengaruhi simbolisme yang digunakan oleh peradaban tersebut. Mesopotamia mengenal simbol bulan sabit sebagai simbolisme dewa bulan
Mesir juga memiliki lambang bulan sabit:
Selain itu ditemukan juga clay tablet yang jelas-jelas menggambarkan ketiga oknum yang dianggap tuhan yaitu matahari, bulan dan bintang.
Pengaruh simbol ini juga terlihat di wilayah Suriah kuno tepatnya di Moabit. Daerah tersebutlahyang tercatat sebagai pengguna simbol bulan bintang pertama.
Islam pada zaman awal sebenarnya tidak mengenal lambang bulan bintang (dan bahkan tidak mengenal simbolisme apapun). Penggunaan pertama lambang bulan bintang oleh orang Islam tercatat pada masa khilafah Utsmaniyyah. Penyelidikan menunjukkan bahwa khilafah dinasti tersebut mulai menggunakan lambang tersebut ketika menguasai Byzantium. Kemungkinan lambang tersebut telah ada sebelumnya di wilayah tersebut dan sultan menunjukkan penggunaan lambang tersebut sebagai simbol telah dikuasainya wilayah tersebut.
Saat ini simbol tersebut menghiasi bendera banyak negara muslim. Tidak kurang dari 17 jenis bendera mengandung simbol bulan bintang, termasuk dua negara tetangga kita, Malaysia dan Singapura.
Belum lagi simbol bulan bintang yang digunakan oleh organisasi-organisasi Islam. Belum lagi simbol bulan bintang yang digunakan di masjid-masjid.
Padahal sebenarnya lambang tersebut aslinya digunakan untuk memuja dewa bulan dan dewa bintang ("bintang" Jupiter). Padahal Nabi sendiri tidak menggunakannya. Padahal sultan Mahmud pertama menggunakannya untuk menunjukkan penguasaannya atas Byzantium.
Kalau kita lihat pada sejarah Nabi-Nabi. Ibrahim atau Abraham berasal dari wilayah Mesopotamia yang sekarang masuk wilayah Irak. Ibrahim dalam Al Qur'an digambarkan berkonflik dengan Namrudz atau Nimrod menurut orang barat. Nimrod sendiri merupakan salah satu raja dari Babilonia.
Kepercayaan Babilonia saat itu termasuk dalam kategori kepercayaan kuno semitik yang menyembah banyak dewa antara lain yang utama adalah:
- Bulan, Sin.
- Matahari, Shamash.
- Jupiter, Marduk.
- Venus, Ishtar.
- Saturnus, Ninurta.
- Merkurius, Nabu.
- Mars, Nergal.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa masyarakat waktu itu memang menyembah bulan, matahari dan "bintang" selain tentunya patung-patung yang mereka beri atribut dewa-dewa tertentu.
Peradaban pada masa itu penuh dengan peperangan, ekspansi, penguasaan dan perang urat syaraf politik. Kondisi saling mempengaruhi ini terlihat pengaruhnya dari mulai jazirah India, Persia, Mesopotamia, Syria, Anatolia, Mesir bahkan sampai Yunani. Tidak heran jika kemudian kebudayaan daerah-daerah tersebut pun saling berkelindan.
Termasuk dalam hal kepercayaan. Tidak heran bahwa di Mesir pun matahari, bulan dan bintang dikenal sebagai dewa pula. Bahkan Ra yaitu Dewa Matahari dianggap sebagai dewa tertinggi. Tidak jelas siapa yang memulai pemujaan Matahari, apakah orang Mesopotamia atau Mesir. Yang jelas semuanya sesat.
Sistem kepercayaan ini mempengaruhi simbolisme yang digunakan oleh peradaban tersebut. Mesopotamia mengenal simbol bulan sabit sebagai simbolisme dewa bulan
Gambar raja dengan latar belakang bulan sabit sebagai lambang dewa bulan |
Bulan sabit dan Mata Horus |
Pengaruh simbol ini juga terlihat di wilayah Suriah kuno tepatnya di Moabit. Daerah tersebutlahyang tercatat sebagai pengguna simbol bulan bintang pertama.
Islam pada zaman awal sebenarnya tidak mengenal lambang bulan bintang (dan bahkan tidak mengenal simbolisme apapun). Penggunaan pertama lambang bulan bintang oleh orang Islam tercatat pada masa khilafah Utsmaniyyah. Penyelidikan menunjukkan bahwa khilafah dinasti tersebut mulai menggunakan lambang tersebut ketika menguasai Byzantium. Kemungkinan lambang tersebut telah ada sebelumnya di wilayah tersebut dan sultan menunjukkan penggunaan lambang tersebut sebagai simbol telah dikuasainya wilayah tersebut.
Saat ini simbol tersebut menghiasi bendera banyak negara muslim. Tidak kurang dari 17 jenis bendera mengandung simbol bulan bintang, termasuk dua negara tetangga kita, Malaysia dan Singapura.
Belum lagi simbol bulan bintang yang digunakan oleh organisasi-organisasi Islam. Belum lagi simbol bulan bintang yang digunakan di masjid-masjid.
Padahal sebenarnya lambang tersebut aslinya digunakan untuk memuja dewa bulan dan dewa bintang ("bintang" Jupiter). Padahal Nabi sendiri tidak menggunakannya. Padahal sultan Mahmud pertama menggunakannya untuk menunjukkan penguasaannya atas Byzantium.
Simbol Mason di Bank Indonesia 2
Pada artikel sebelumnya saya telah menceritakan keberadaan situs-situs yang mirip simbolisme Mason di Plaza Air Mancur dan sekitarnya.
Pada artikel ini saya akan membicarakan keberadaan simbol-simbol Mason di wilayah lain di Koperbi, tepatnya di Plaza Upacara.
Pertama, gerbang masuk plaza upacara dari arah pintu masuk Kebon Sirih.
Sebenarnya dari arah Budi Kemuliaan juga terdapat gerbang semacam ini, namun lebih tersamar karena digabungkan dengan struktur gedung C dan D.
Gerbang dengan bentuk semacam ini mirip dengan Arc de Triomphe yang merupakan salah satu karya Freemason di Paris.
Surrounding sekitar gerbang plaza upacara tersebut juga mirip dengan gambaran Masonic di bawah ini:
digambarkan di sini sebuah gerbang dengan dua pilar di jarak dekat dan pilar yang lebih tinggi di jarak yang lebih jauh. Dari gerbang menuju tiang tinggi terdapat pathway berpola checkered.
Surrounding gerbang plaza upacara pun bentuknya hampir mirip. Bedanya dua pilar kembar diwujudkan dalam tiang air mancur (dalam foto cuma terlihat satu - maaf). Tiang yang lebih jauh diwujudkan dalam bentuk tiang bendera. Dari gerbang menuju tiang bendera juga ada pathway bermotif kotak-kotak (tapi kalau di BI kotak-kotaknya bukan hitam putih).
Tiang bendera di plaza upacara memiliki bentuk bulatan di atas.
Bahkan sebenarnya di BI bukan hanya tiang bendera yang mirip pilar Mason. Pilar lampu yang tersebar dari gerbang belakang sampai Plaza air mancur juga semua berbentuk seperti pilar Mason.
Di tengah plaza upacara terdapat tiang (pilar) bendera yang dikelilingi lingkaran dan 8 pathways yang membentuk pola bintang berujung 8 atau bintang mata angin.
Dalam okultisme motif jalan 8 arah ini sering dikaitkan dengan chaos, atau kalau pakai istilah agama: jalan selain jalan yang lurus (jalan selain sirotol mustaqim = jalan sesat). Motif yang dibentuk dari pathways ini sering disebut sebagai chaos star.
Bentuk yang mirip dengan plaza upacara BI juga ditemukan di Lapangan Santo Petrus (Saint Peter Square) di depan Basilika Santo Petrus, Vatikan. Di tengah-tengah kedua lapangan (plaza upacara BI maupun di lapangan saint peter) sama-sama terdapat pilar. Di vatikan pilarnya berupa obelisk sedangkan di BI berupa tiang upacara.
Bentuk plaza upacara jika dilihat dari atas juga mirip bentuk taman Suropati. Taman Suropati bersama kompleks gedung Bappenas dan Masjid Sunda Kelapa adalah pusat dari Menteng, keystone-nya Jakarta kalau menurut para Freemason.
Bentuk plaza upacara juga mirip salah satu garden di Istana Windsor Inggris (Inggris, terutama segala sesuatu yang terkait kerajaannya, sering dikaitkan juga dengan Mason, Ksatria Templar dan semacamnya)
Bedanya adalah kalau di Istana Windsor pola yang dibentuk berupa Celtic Cross (salib dengan lingkaran di pusatnya). Maka di plaza upacara BI pola yang terbentuk adalah chaos star.
Pada artikel ini saya akan membicarakan keberadaan simbol-simbol Mason di wilayah lain di Koperbi, tepatnya di Plaza Upacara.
Pertama, gerbang masuk plaza upacara dari arah pintu masuk Kebon Sirih.
Sebenarnya dari arah Budi Kemuliaan juga terdapat gerbang semacam ini, namun lebih tersamar karena digabungkan dengan struktur gedung C dan D.
Gerbang dengan bentuk semacam ini mirip dengan Arc de Triomphe yang merupakan salah satu karya Freemason di Paris.
Surrounding sekitar gerbang plaza upacara tersebut juga mirip dengan gambaran Masonic di bawah ini:
digambarkan di sini sebuah gerbang dengan dua pilar di jarak dekat dan pilar yang lebih tinggi di jarak yang lebih jauh. Dari gerbang menuju tiang tinggi terdapat pathway berpola checkered.
Surrounding gerbang plaza upacara pun bentuknya hampir mirip. Bedanya dua pilar kembar diwujudkan dalam tiang air mancur (dalam foto cuma terlihat satu - maaf). Tiang yang lebih jauh diwujudkan dalam bentuk tiang bendera. Dari gerbang menuju tiang bendera juga ada pathway bermotif kotak-kotak (tapi kalau di BI kotak-kotaknya bukan hitam putih).
Tiang bendera di plaza upacara memiliki bentuk bulatan di atas.
Bentuk ini mirip dengan pola pilar Mason seperti di bawah ini:
Di tengah plaza upacara terdapat tiang (pilar) bendera yang dikelilingi lingkaran dan 8 pathways yang membentuk pola bintang berujung 8 atau bintang mata angin.
Diambil dari Gedung D |
Ini dari Google Earth |
Bentuk yang mirip dengan plaza upacara BI juga ditemukan di Lapangan Santo Petrus (Saint Peter Square) di depan Basilika Santo Petrus, Vatikan. Di tengah-tengah kedua lapangan (plaza upacara BI maupun di lapangan saint peter) sama-sama terdapat pilar. Di vatikan pilarnya berupa obelisk sedangkan di BI berupa tiang upacara.
Bentuk plaza upacara jika dilihat dari atas juga mirip bentuk taman Suropati. Taman Suropati bersama kompleks gedung Bappenas dan Masjid Sunda Kelapa adalah pusat dari Menteng, keystone-nya Jakarta kalau menurut para Freemason.
Kompleks Taman Suropati (atas), Gedung Bappenas dan Masjid Sunda Kelapa (bawah) |
Bentuk plaza upacara juga mirip salah satu garden di Istana Windsor Inggris (Inggris, terutama segala sesuatu yang terkait kerajaannya, sering dikaitkan juga dengan Mason, Ksatria Templar dan semacamnya)
Istana Windsor |